29 Agustus 2011 , 18.00
Dugg.. dugg.. dug... bedug masjid mulai terdengar dan adzan maghrib pun tiba. Waktunya untuk berbuka puasa. Aku dan keluargaku segera membatalkan puasa dengan meminum segelas air putih dan beberapa butir kurma, menu berbuka puasa hari ini adalah Sayur Ketupat. Ibuku sengaja memasak sayur ketupat karena esok adalah hari dimana semua umat Islam merayakan Lebaran "Idul Fitri". Kami pun makan dengan lahapnya setelah seharian puasa dan melakukan aktivitas masing-masing yang cukup melelahkan. Setelah makan aku tidak lupa untuk membantu ibuku mencuci piring. setelah semuanya selesai kami pun bergegas untuk shalat Maghrib. Ayahku sang Imam mulai mengumandangkan niat shalat Maghrib, kami mengikuti sesudahnya. Akhirnya kami pun selesai menunaikan shalat Maghrib dan Ayahku memanjatkan beberapa do'a. Aku tidak lupa mencium tangan Ayah dan Ibuku.
19.30
Aku dan Ibuku sedang menonton TV diruang tamu, kami tidak shalat Terawih karena belum ada ketentuan yang pasti bahwa besok sudah waktunya "Lebaran" atau belum. Tiba-tiba adikku datang sambil teriak-teriak.
"Mah, itu dirumah enyak ada yang ngorok" ujarnya.
"Itu paling om bismo, bil" Ucap Ibuku.
Adikku langsung pergi. Beberapa saat kemudian dia datang sambil menangis.
"Mah itu papah tidur dikamar mandi" tuturnya sambil meneteskan air mata.
Sontak aku dan Ibuku kaget mendengar ucapannya. kami bergegas lari kerumah nenekku yang jaraknya tidak jauh dari rumahku.
Setelah sampai dirumah nenekku, aku melihat Ayahku yang terbaring lemah dikamar mandi, aku takut terjadi apa-apa dengannya. Aku takut jika sesuatu yang aku takutkan terjadi. Aku mencoba pasrah dan hanya bisa berdo'a kepada Yang Maha Kuasa. Ayahku dibaringkan diruang tamu, tubuhnya keliahatan sangat lemas. Segera Ayahku dibawa ke RS Setia Mitra. Tidak lupa aku shalat dan terus berdo'a semoga tidak terjadi apa-apa dengan Ayahku. Aku berdo'a berdo'a dan berdo'a sambil sesekali meneteskan air mata.
20.00
Om ku datang untuk memberi kabar, ia menangis dan memelukku.
Aku bingung dan mencoba bertanya.
"Om kenapa? Papah udah nggak ada?" tanyaku
"Sabar ya bel" jawab om ku sambil menangis.
Sepepuku mengajakku untuk kerumahnya. Aku hanya menurut saja.
Sesampai dirumahnya, Aku melihat Ibunnya yang sedang menelepon seseorang untuk memberi kabar tentang Meninggalnya Ayahku. Aku kaget luar biasa, kenapa dia bisa berbicara seperti itu. Aku berfikir, apakah benar Ayahku sudah tiada?
"Apaan sih mah, kalo ngomong jangan sembarangan!" tutur sepupuku kepada Ibunya. Seolah-olah meyakinkanku bahwa Ayahku masih ada.
Ibuku dan Adikku datang, Aku kasihan melihat mereka menangis. Aku memang tidak terlalu dekat dengan Ayahku, tetapi bukan berarti aku tidak sayang dengan Beliau. Ibuku hampir pingsan, tetangga-tetanggaku membantu Ibuku merebahkan badannya yang lemas. Aku semakin takut melihat kondisi Ibuku yang lemah. Aku takut kehilangan dia. Ibuku seakan tidak percaya jika Ayahku benar-benar sudah tiada. Aku mencoba untuk menangkannya. Jujur aku tidak sanggup melihat kondisi Ibuku saat itu, Aku ingin menangis tapi aku tidak mau melihat Ibuku tambah sedih melihatku menangis. Aku mencoba Ikhlas dan Tabah menerima cobaan ini, walaupun terasa sangat berat.
Adikku sangat terpukul, sebelum Ayahku tiada dia yang paling dekat dengan Ayahku. Terakhir yang aku tau, mereka berdua sempat bergadang semalaman. Adikku bilang, bahwa Ayahku sempat berpesan kepadanya untuk menjagaku dan Ibuku.
"kalau papah pergi, Billy nggak bisa ketawa bareng papah lagi. nggak bisa bercanda lagi. terus nanti yang nemenin Billy nonton Tv siapa?" tutur Adikku sambil terisak.
Aku sedih mendengarnya, aku tau bagaimana perasaannya. Aku juga sedih kehilangan sosok Ayah seperti beliau. Meskipun dia sering jahil dan memarahiku, dia tetap menjadi Ayah yang terbaik untukku. Aku sayang sama dia. Andai waktu bisa terulang. Aku pasti akan membuat dia tersenyum setiap saat.
Ayahku meninggal beberapa menit setelah ditangani oleh UGD di RS. Setia Mitra.
Aku tidak tau penyebab kenapa Ayahku meninggal. Ibuku bilang sehari sebelumnya Ayahku sempat periksa ke Dokter, tetapi tidak ada penyakit serius yang melekat ditubuhnya. Aku bingung kenapa semua ini bisa terjadi dan menimpa keluargaku. Astagfirullahaladzim.. Aku berbicara dalam hati. Ini mungkin sudah takdir Allah.
Aku sebagai manusia biasa hanya bisa Ikhlas dan Sabar menerima semua ini.
20.05
Jenazah Ayahku datang dan dibaringkan ditempat yang sudah disiapkan. Aku sedih melihat wajahnya yang bersinar dan tersenyum itu. Sesekali aku berbicara dalam hati, apa benar yang sedang berbaring disana itu Ayahku? Aku masih belum percaya akan semua ini. Semua saudaraku menangis melihat Jenazah Ayahku. Entah kenapa aku tidak bisa menangis seperti yang lain, padahal Jenazah yang ada dihadapanku itu Ayahku sendiri. Ya, aku tidak menangis bukan karena aku tidak sayang pada Ayahku. Tetapi aku tidak mau memperlihatkan kesedihanku dihadapan orang lain. Diluar aku bisa tersenyum menutupi kesedihanku, tetapi didalam hati belum tentu aku tersenyum dan bisa menerima semua ini.
Ku pandangi wajah Ayahku sambil berkata "Pah, maafin bella kalo selama ini bella banyak salah sama Papah. Ilysm pah. Yang tenang disana" Aku meneskan air mata.
Kucium keningnya. Ini adalah terakhir kali kucium keningnya.
"Dad, I'll always love you forever! Sorry if I always make you mad"
Rest In Peace Dad. I LOVE YOU SO MUCH!!!
We're Miss you so much!!! <3
Dad, Please be in my dream everytime :')
#nb: Jangan sia-siain orangtua kalian, karena mereka adalah ORANG TERBAIK dihidup kalian melebihi apapun. Jangan sampai menyesal ketika mereka sudah tiada. Sayangi mereka, buat mereka tersenyum dan bangga terhadap kita. :)
Thanks for reading.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar